Published Juni 28, 2023 by with 0 comment

Ilmu Kedokteran Mata pada Masa Islam

 

Ibnu Al-Haithami atau Al-Hazen

Ilmu pengobatan mata tertua dalam dunia kedokteran Islam berasal dari Ali ibnu Isa. Ia menyempurnakan metode kedokteran Yunani kemudian menambahkannya. Ia banyak menemukan pengetahuan baru tentang mata, ia menulis kitab-kitab tentang pengkajian atau penelitian mata serta tentang cara-cara bedah mata. Ali ibnu Isa adalah orang Baghdâd, ia disebut Yesu Hay dalam lidah Eropa.

Ilmu mata di Eropa sekarang ini bermula dari Ali bin Isa, Ammar, dan al-Haithami. Abû Ammar berasal dari Baghdad, Sedangkan Ali al-Hassan al-Haithami (343 H) berasal dari Bashrah. Al-Haithami pun bukan hanya tabib mata, tetapi ia penemu teori pembiasan yang ia cobakan pada gelas berisi air sehingga ditemukannya kaca pembesar. Salah satu pendapat al-Haithami dalam kitabnya:


“Sebuah cekung bulat atau cembung bulat dari sebuah kaca bersilinder atau sebuah cermin tirus dapat dipergunakan untuk mencari letak suatu benda, dari kaca tersebut akan diperoleh cara pengembalian cahaya yang tertentu letaknya."

Di dalam Kitab An-Nur karya al-Haithami yang diterjemahkan dengan judul "Light" disebutkan bahwa cahaya itu api juga, hanya cahaya berbayangan dalam udara terbatas dan membentuk bulatan maya.

Al-Haithami juga menjelaskan tentang gerhana, ilmu bayangan, dan udara pembungkus bumi yang bulat berjarak 8000 mil dari permukaan bumi. Ia juga pernah mengadakan percobaan daya cahaya dengan kaca api sehingga ditemukan titik api dan pembesaran. Ia jugalah yang melebur berbagai batu kristal untuk dijadikan kaca pembesar, mikroskop, teleskop dan kaca mata.

Kitab al-Haithami tentang pengobatan mata, teori cahaya dan sejenisnya dijadikan bahan kajian oleh tabib-tabib Muslim dan tabib-tabib non-Muslim, baik di negeri-negeri Arab, Persia, Turki, Eropa. Di Eropa sendiri al-Hazen diakui sebagai Bapak Kaca Mata/optik dan Bapak Kedokteran Mata. Para ilmuan barat mengenal dirinya dengan nama Alhazen, ilmuwan arab, penemu optik modern dan astronom terkemuka. 

Nama Al hazen kemudian diabadikan pada salah satu tumbukan kawah yang ada di Bulan. Berkat gagasan dan karya cemerlangnya, Alhazen mengilhami sejumlah ilmuwan kenamaan, seperti Roger Bacon, René Descartes, Leonardo da Vinci, Christian Huygens, Johannes Kepler dan banyak ilmuwan lainnya.

Menurut seorang ahli sejarah kedokteran di negeri-negeri Islam, pada zaman al-Haithami terdapat lebih kurang 80 orang tabib ahli mata, hanya yang terpandai adalah al-Haithami. Ketabiban mata metode al-Haithami dilanjutkan oleh Kamaluddin. Ia meninggal pada tahun 698 H.


0 comments:

Posting Komentar