Published Juli 07, 2024 by with 0 comment

Terapi Bekam untuk Pasien Hipertensi: Manfaat dan Efektivitas



Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu masalah kesehatan yang paling umum di dunia. Menurut data, sekitar 40% orang dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi. Dan di Arab Saudi prevalensi hipertensi sebesar 25.5% di antara individu berusia 15-64 tahun. Meski banyak obat anti-hipertensi yang tersedia, mereka umumnya hanya mengendalikan tekanan darah untuk waktu yang terbatas dan seringkali disertai dengan efek samping yang akan menimbulkan penyakit-penyakit sistemik lainnya.

Salah satu metode komplementer yang mulai mendapat perhatian adalah terapi bekam, atau hijama. Bekam adalah metode pengobatan tradisional yang telah dipraktikkan selama berabad-abad di berbagai belahan dunia. Terapi ini dibagi menjadi dua kategori utama: dry cupping (bekam kering) dan wet cupping (bekam basah). Bekam kering melibatkan penggunaan vakum pada area tubuh tanpa sayatan, sedangkan bekam basah melibatkan vakum dan sayatan ringan untuk mengeluarkan darah.

Penulis mempelajari Terapi Bekam ini tahun 2003 dan menjadi Praktisi Bekam waktu penulis masih menjadi mahasiswa kedokteran Gigi dan sempat berpraktek terapi bekam disalah satu klinik didaerah Jatihandap, Bandung. dalam artikel ini penulis akan memadukan pengalaman berpraktek bekam dan juga mengambil referensi dari penelitiannya Nouran A. Aleyeidi dan Khaled S. Aseri dari Public Health Administration, Ministry of Health, Jeddah 21333, Saudi Arabia dan Community and Preventive Medicine Department, King Abdulaziz Medical City, Jeddah 21523, Saudi Arabia.

Efektivitas Bekam pada Hipertensi

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa terapi bekam basah dapat efektif dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Sebuah studi acak terkontrol yang dilakukan di Rumah Sakit Universitas King Abdulaziz di Jeddah, Arab Saudi, mengevaluasi efek terapi bekam basah pada pasien dengan hipertensi​.

Dalam studi ini, terdapat dua kelompok partisipan yang masing-masing terdiri dari 40 orang: kelompok intervensi yang menjalani terapi bekam basah selain pengobatan hipertensi konvensional, dan kelompok kontrol yang hanya menjalani pengobatan konvensional.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi bekam basah memberikan pengurangan langsung pada tekanan darah sistolik. Setelah empat minggu tindak lanjut, tekanan darah sistolik rata-rata pada kelompok intervensi 8.4 mmHg lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol (P = 0.046)​. Namun, setelah delapan minggu, tidak ada perbedaan signifikan dalam tekanan darah antara kedua kelompok tersebut. Penelitian ini juga mencatat bahwa terapi bekam basah tidak menimbulkan efek samping serius, sehingga dianggap aman untuk digunakan sebagai terapi komplementer bagi pasien hipertensi.

Mekanisme Kerja Bekam

Mekanisme di balik efektivitas bekam basah dalam menurunkan tekanan darah masih belum sepenuhnya dipahami. Namun, beberapa teori menyarankan bahwa pengeluaran darah yang mengandung produk limbah metabolik dan mediator inflamasi dapat membantu mengurangi viskositas darah dan resistensi vaskular, yang pada gilirannya menurunkan tekanan darah.​ Selain itu, stimulasi titik-titik akupunktur selama proses bekam dapat memiliki efek relaksasi pada sistem saraf, yang juga berkontribusi pada penurunan tekanan darah.

Keamanan dan Efek Samping

Meskipun terapi bekam basah umumnya dianggap aman, penting untuk melakukannya dengan cara yang benar dan oleh praktisi yang terlatih. Efek samping yang mungkin terjadi termasuk memar, infeksi, dan rasa tidak nyaman di area yang di-bekam. Dalam studi yang dilakukan, tidak ditemukan efek samping serius, menunjukkan bahwa dengan prosedur yang tepat, risiko efek samping dapat diminimalkan

Kesimpulan

Terapi bekam basah menunjukkan potensi sebagai terapi komplementer untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Penelitian menunjukkan bahwa bekam basah dapat memberikan pengurangan langsung pada tekanan darah sistolik tanpa menimbulkan efek samping serius. Namun, efektivitas jangka panjang dan mekanisme kerjanya masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Sebagai praktisi kesehatan, penting untuk mempertimbangkan terapi ini sebagai bagian dari pendekatan holistik dalam pengelolaan hipertensi, terutama bagi pasien yang mencari alternatif dari pengobatan konvensional.

Dengan semakin banyaknya bukti ilmiah yang mendukung manfaat terapi bekam, diharapkan metode ini dapat diintegrasikan ke dalam praktik medis konvensional sebagai opsi yang aman dan efektif untuk mengelola hipertensi. Namun, penting untuk selalu berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum memulai terapi bekam untuk memastikan keamanan dan kesesuaian dengan kondisi kesehatan masing-masing pasien.

 

 

 

 

0 comments:

Posting Komentar